Pages

Thursday, October 14, 2010

ohh,, wasior

Ketua Umum Palang Merah Indonesia, Jusuf Kalla, menilai bencana banjir bandang di Wasior, Papua Barat, terjadi akibat pembalakan liar. Mantan Wakil Presiden itu mengimbau aksi pembalakan liar dengan membabat harus segera dihentikan.

"Hampir seratus orang yang tewas. Bencana itu akibat fungsi hutan yang selama ini mengatur arus air, tidak lagi berfungsi optimal," kata Jusuf Kalla, saat memberikan 5.000 cangkul dan 5.000 sekop bagi warga Marunda, Cilincing, Jakarta Utara di Rusun Marunda, Jumat, 8 Oktober 2010.

Menurutnya, PMI telah menurunkan personel untuk melakukan evakuasi dan memberi bantuan di lokasi kejadian sejak hari pertama bencana. "Hari ini kami juga mengirimkan bantuan melalui pesawat kargo, berupa makanan, obat-obatan, tenda, pakaian, dan tandu," ucapnya.

Bagi masyarakat yang ingin memberikan bantuan kepada korban banjir di Wasior, JK meminta, sebaiknya bantuan yang diberikan berupa uang saja,  jangan barang, kata JK.

Pendapat JK soal Wasior ini berbeda dengan pernyataan Staf Khusus Presiden Bidang Bencana dan Bantuan Sosial Andi Arief dan Staf Khusus Presiden Bidang Pemerintahan Daerah Velix Wanggai. Keduanya menyatakan, banjir di Wasior terjadi karena intensitas hujan yang tinggi selama seminggu.

Pendapat ini dikuatkan penilaian pakar kebencanaan dari Universitas Gadjah Mada, Prof Dr HA Sudibyakto MS. Penasihat Badan Nasional Penanggulangan Bencana ini menyatakan, banjir bandang yang melanda Wasior, Teluk Wondama, Papua Barat, adalah hasil dari anomali cuaca. Anomali cuaca ini bertemu dengan degradasi lahan akibat pembalakan hutan.

Indonesia saat ini, kata Sudibyakto, tengah mengalami dinamika atmosfer yang sangat cepat. Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, cuaca di Indonesia juga sedang mengalami anomali. Salah satu penyebab terjadinya anomali cuaca adalah munculnya La Nina ketika suhu muka laut di barat wilayah khatulistiwa Pasifik mendingin.

No comments:

Post a Comment